Berdamai
dengan Diabetes
Oleh: Suryan
SEPEKAN, yang
lalu kita baru saja memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 50 tanggal 12
November 2014, dengan tema "Sehat Bangsaku Sehat Negeriku". Kemudian
dilanjutkan dengan peringatan Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada tanggal 14 November 2014.
Pertanyaannya adalah "sudah sejauh mana kesehatan masyarakat Indonesia
terpenuhi sesuai visi dan harapan pemerintah sebagaimana visinya `Indonesia
sehat 2015'?"
Di Indonesia, sebagai Negara berkembang kasus ini terus
meningkat, termasuk juga kasus serupa dengan prevalensi yang semakin meningkat
dalam setiap tahunnya, maka seharusnya upaya pencegahan terhadap penyakit
diabetes (gula darah, diabetes mellitus) ini semakin digalakkan. Hal ini karena
penyakit ini dapat mengundang kehadiran berbagai macam penyakit yang lebih
dikenal dengan istilah komplikasi diabetes.
Menurut Kementrian Kesehatan, dikutip dari
blogdokter.net/2014/05/31 pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia
lebih dari usia 15 tahun yang mengidap diabetes sebanyak 6,9%. Prevalensi
diabetes tertinggi yang terdiagnosis oleh dokter di Indonesia adalah;
Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%), dan Kalimantan
Timur (2,3%).
Kepala Instalasi Pelayanan Pelanggan dan Humas RSUP
Persahabatan, Any Reputrawati, di Jakarta, mengatakan, tingginya angka tersebut
menjadikan Indonesia peringkat keempat jumlah penderita diabetes melitus
terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat, India, dan Cina.
Sedangkan menurut Tjandra Yoga Aditama mengatakan,
perkembangan kasus diabetes di Indonesia terus mengalami kenaikan jumlahnya,
berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang
diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar
21,3 juta pada tahun 2030. Demikian juga halnya dengan Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) pada tahun 2009, memperkirakan kenaikan
jumlah penyandang diabetes mellitus dari 7,0 juta tahun 2009 menjadi 12,0 juta
tahun 2030.
Wanita di perkotaan dengan pendidikan tinggi mempunyai
prevalensi diabetes yang cenderung lebih tinggi dibandingkan laki - laki.
Kelompok umur yang paling banyak mengidap diabetes adalah 45 - 52 tahun dengan
resiko diabetes yang meningkat seiring penambahan usia, terutama pada
usia di atas 40 tahun.
Peningkatan resiko ini dikarenakan terjadi intoleransi glukosa.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan diabetes merupakan
penyebab kematian nomor 6 dari seluruh kematian pada semua kelompok umur.
Sementara prevalensi diabetes di daerah perkotaan sebanyak 5,7%, 73% penderita
yang tidak terdiagnosa dan mengonsumsi obat, serta prevalensi toleransi glukosa
terganggu adalah 10,2%.
Karena itu, kata Tjandra, pengendalian penyakit ini perlu
dilakukan dengan sungguh komprehensif dan integritas melalui pendekatan
continuum care (sp.beritasatu.com, 20/09/2012).
Tipe
diabetes
Diabetes Mellitus tipe I: Diabetes yang disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh
penderita sehingga menyebabkan kerusakan sel beta pankreas. Kerusakan ini
menyebabkan penurunan jumlah produksi insulin yang berperan sebagai kunci untuk
membuka pintu sel tubuh supaya glukosa bisa masuk. Penderita Diabetes Tipe 1 ini dikenal sebagai Diabetes yang tergantung pada suntikan insulin, dan biasanya muncul
pada usia anak - anak.
Diabetes Mellitus tipe II: Diabetes yang terjadi akibat kerusakan pintu sel tubuh sehingga
tidak mau terbuka (resistensi insulin). Akibatnya sel tubuh kelaparan dan kadar
gula darah meningkat dikarenakan penumpukan glukosa darah. Diabetes tipe ini mulanya diatasi dengan pengaturan pola makan dan
latihan fisik. Apabila glukosa darah masih belum terkendali, maka perlu
ditambahkan dengan obat diabetes jenis tablet (obat hipoglikemik oral).
Diabetes Mellitus tipe III atau MRDM (Malnutrition related Diabetes Mellitus): Diabetes tipe ini berkaitan dengan radang pankreas (pankreatitis),
kelainan hormonal, atau obat - obatan. Diabetes tipe ini diawali dengan kondisi kekurangan gizi
(malnutrisi).
Diabetes Mellitus tipe IV (Diabetes pada kehamilan atau Gestasional Diabetes Mellitus): Diabetes yang timbul pada saat kehamilan, yang dikenal sebagai Diabetes Gestasional. Penyebabnya adalah berkurangnya fungsi tubuh selama kehamilan dalam menghadapi naiknya kadar gula darah.
Diabetes Mellitus tipe IV (Diabetes pada kehamilan atau Gestasional Diabetes Mellitus): Diabetes yang timbul pada saat kehamilan, yang dikenal sebagai Diabetes Gestasional. Penyebabnya adalah berkurangnya fungsi tubuh selama kehamilan dalam menghadapi naiknya kadar gula darah.
Diabetes tipe lain: Diabetes yang disebabkan oleh penyakit lainnya, misalnya kerusakan
hati (sirosis hepatik).
Ciri-ciri
dan penanganan
Diabetes melitus kini menjadi ancaman yang serius bagi manusia dan
telah menjadi penyebab kematian urutan ketujuh di dunia. Diabetes melitus atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai
tingginya kadar gula dalam darah. Penyakit ini timbul perlahan-lahan dan
biasanya tidak disadari oleh si penderita.
Ada tujuh gejala penyakit diabetes melitus, yaitu sering
buang air kecil, cepat lelah dan mengantuk, berat badan menurun drastis, selalu
merasa lapar dan haus, gatal-gatal disekitar kemaluan, glukosa darah lebih dari
200, dan glukosa darah saat puasa, minimal 8 jam lebih dari 126.
Penanganan diabetes seperti yang dipublis oleh
blogdokter.net/2014/05/31 dengan cara 4 Sehat 5 Teratur. Penanganan ini
bertujuan untuk menormalkan kembali aktivitas insulin dan kadar glukosa darah.
Dengan demikian akan mengurangi terjadinya komplikasi.
Penangan yang dapat dilakukan
dengan cara 4 sehat 5 teratur yaitu dengan cara;
Pertama,
Edukasi Diabetes: rajin mencari informasi atau mengikuti perkembangan
mengenai Diabetes sehingga dapat memahami seluk beluk Diabetes beserta cara pengendaliannya.
Kedua,
Aktivitas fisik: latihan aktivitas fisik atau olah raga dapat dilakukan selama
3 - 4 kali seminggu selama 30 menit untuk mendapatkan hasil maksimal sehingga
gula dalam darah dapat terus digunakan dengan baik melalui latihan fisik.
Ketiga, Pengaturan pola makan: penderita Diabetes perlu menjaga pola makan rendah gula dan tinggi serat untuk
menjaga gula darah seimbang. Jumlah kalori dibatasi dengan perbandingan 25
kalori x berat badan untuk wanita dan 30 kalori x berat badan untuk laki -
laki. Jadwal pengaturan pola makan dibagi menjadi enam kali yang terdiri dari
tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan ringan.
Keempat,
Terapi obat atau insulin: setelah pengaturan pola makan dan aktivitas fisik
telah dilakukan, asupan terapi obat akan dianjurkan oleh dokter sesuai dengan
kebutuhan penderita Diabetes yaitu obat oral atau insulin.
Kelima, Swa-monitoring glukosa darah/ Self-Monitoring of Blood Glucose (SMBG): pemeriksaan gula darah
secara mandiri untuk memantau kadar gula darah dalam waktu tertentu.
Kementerian Kesehatan juga sedang meningkatkan kapasitas
sumber daya kesehatan, baik untuk pelayanan di puskesmas, maupun kegiatan
pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular. Tahun 2014 setiap kabupaten/kota
diharapkan mempunyai minimal satu puskesmas yang mampu melayani penyakit tidak
menular dengan baik,termasuk diabetes. Selain itu, minimal 10% desa di
Indonesia dapat menyelenggarakan Posbindu penyakit tidak menular
(sp.beritasatu.com, 20/09/2012).
Semoga kita semakin peduli dan sadar dengan penyakit
diabetes, dan tidak salah dalam penanganannya. Sehingga hal-hal fatal yang
berhubungan dengan diabetes dapat kita hindari.
Terbit di harian pagi di Bangka Pos & Pos Belitung
Rabu, 19 November 2014 07:23 WIB