Senin, 26 Maret 2012

DASAR DASAR KURIKULUM

DASAR DASAR KURIKULUM
Oleh: Suryan
 

PENDAHULUAN

A.     Latar belakang

            Semakin keterpurukannya pendidikan yang ada, baik pendidikan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Kurikulum demi kurikulumpun terus berubah, dari kurikulum 1960 berdasarkan TAP MPRS NO. II/MPRS/1960 dan  kurikulum 1966 berdasarkan TAP MPRS NO. XXVII/MPRS/1966[1] sampai KTSP (sekarang). Penerapan kurikulum tersebut, baik di lingkungan sekolah, keluarga dan dilingkungan masyarakat. Secara formal, informal maupun non formal tidak menjadikan penerapan kurikulum tersebut jadi kendala dalam proses pembelajaran.
            Disisi lain pendidikan tersebut baik secara formal, informal dan non formal masing-masing mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri. Namun bagaimana pendidik menciptakan interaksi yang baik dengan peserta didiknya sehingga mudah dan cepat untuk dipahami juga agar memberikan umpan balik (fitback) anatara peserta didik dan pendidik tersebut..

B.     Rumusan masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Dasar Dasar Kurikulum?
2.      Apa Dasar Dasar Kurikulum?

C.     Tujuan

Agar mengetahui tentang dasar-dasar kurikulum dan pembagiannya serta agar menambah pengetahuan tentang kurikulum pendidikan.

PEMBAHASAN


Secara umum kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan disekolah. Di Indonesia istilah ‘’kurikulum’’ boleh dikatakan baru  menjadi pouler sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat.1
Mauritz Johnson (1967) membedakan kurikulum degan proses pngembangan  kurikulum. Kurikulum merupakan hasil dari sistem pengembangan kurikulum, sistem pengembangan bukan kurikulum. Menurut Johnson, kurikulum merupakan seperangkat tujuan belajar yang terstruktur. Jadi, kurikulum berkenaan dengan tujuan dan bukan dengan kegiatan.2
Adapun pembagian dasar-dasar kurikulum adalah sebagai berikut dibawah ini:
1.      Dasar Filsofis
pendidikan berintikan ineraksi anatarmanusia, terutama antara pendidikdan terdidik untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam interaksi tersebut terlibat isi yang diinterkasikan serta prose bagaiman interaksi tersebut berlangsung. Apakah menjadi
tujuan pendidikan, siapa pendidika dan terdidik, apa isi pendidikan dan bagaimana proses interaksi pendidikan tersebut. Secara harfiah filosofis berarti cinta akan kebijakan”(love of wisdom). Berfilsafat b agar mengerti dan berbuat secara bijak. Dalam hal ini John Dewey memberikan pandangan tentang filsafat pendidikan;
Ciri utama filsafat Dewey adalah konsepsinya tentang dunia yang selalu berubah, mengalir atau on going-ness. Prinsip ini membaa konsekuensi yang cukup jauh. Filsafat Dewey lebih berkenaan dengan epistemologi dan tekanannya kepada proses berfikir. Proses berfikir merupakan satu dengan pemecahan yang bersifat tentatif, antara ide dengan fakta, antara hepotesis dengan hasil. Proses berfikir mrupakan proses pengecekan dengan kejadian-kejadian nyata. Dalam filsafat Dewey kebenaran itu terletak dalam perbuatan atau truth is in the making, yaitu adanya persesuaian antara hepotesis dengan kenyataan.
Dewey sangat menghargai peranan pengalaman, meupakan dasar bagi pengetahuan dan kebijakan. Experience is only basis for knowledge and wisdom. Pengalaman itu menyangkut segala aspek kegiatan manusia, baik yang berbentuk aktif maupun yang pasif.
Teori pendidikan menurut Dewey, pendidkkan berarti perkembangan, perkembangan sejak lahir hingga menjelang kematian. Proses pendidikan juga bersifat kontinyu, merupakan reorganisasi, rekonstruksi, dan pengubahan pengalaman hidup. Jadi, pendidikan itu merupakan organisasi pengalaman hidup, pembentukan kembali pemngal;aman hidup, dan juga perubahan pengalaman hidu sendiri.
Pendidikan merupakan reorganisasi dan rekostruksi yang konstan dari pengalaman. Pada setiap saat ada tujuan, perbuatan pendidikan selalu ditujukan untuk mencapai tujuan. Setiap fase perkembangan kehidupan, masa kanak-kanak, masa pemuda, dan dewasa, semuanya merupakan fase pendidikan, semua yang dipelajari pada fase-fase tersebut mempunyai arti sebagai pengalaman. Pendidikan itu tidaka akan berahir kecuali seseorang sudah mati.
B. Dasar Sosiologis
            Dasar sosiologis adalah dasar yang memberikan dan menentukan hal-hal yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, dan perkembangan ilmu teknologi. Sosiologi adalah pembelajaran tentang pergaulan  dan memberitakan masyarakat diwaktu lampau, sedang dan akan datang.
1. Perkembangan Teknologi
            Dari para ahli, kita sering mendengar pernyataan bahwa ilmu bukan hanya untuk ilmu. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pengembangan ssuatu ilmu pengetahuan tidak hanya ditujukan kepada perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, melainkan juga diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada bidang-bidang kehidupan atau ilmu yang lainnya.
2. Struktur Keluarga
            Perkembangan kehidupan keluarga sejalan dengan perkembangan masyarakat. Pola kerja masyarakat modern menuntut waktu kerja yang tidak teratur melebihi waktu biasa.
3. Perubahan Pola Pekerjaan
            Karena pengaruh perkembangan teknologi maka terjadi perubahan yang cukup drastis dalam pola pekerjaan. Masyarakat secara berangsur-angsur, terutama diperkotaan sering terjadi loncatan berubah dari kehidupan yang berpola agraris kepola kehidupan industri. Pola kehidupan agraris memilki kesamaan, hidup yang lebih santai, carra kerja yang teratur, rasa kerja sama yang tinggi, perubahan yang lamban dan sebagainya.
C. Dasar Psikologis
Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antara individu manusia, yaitu antara peserta didik dengan pendidik  dan juga antara peserta didik  dengan pendidik dan juga antara peserta didik dengan orang lainnya. Manusia berbeda dengan mahluk lainnya,karena kondisi psikologisnya.manusia berbeda dengan benda atau tanaman,karena benda atau tanaman tidak mempunyai aspek psikologis. Manusia juga lain dari binatang, karena kondisi psikologis manusia jauh lebih tingg tarafnya dan lebih kompleks dibandingkan dengan binatang. Berkat kemampuan-kemampuan psikologis yang lebih tinggi dan kompleks inilah manusia menjadi lebih maju, lebih banyak memiliki kecakapan, pengetahuan dan keterampilan dibandingkan dengan manusia.
Kondisi psikologis merupakan karateristik psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk prilaku dalam interaksi dengan lingkungannya. Prilau-prilaku tgersebut merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, prrilaku kognitif, afektif, dan psikomotor.
Peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas utama yang sesungguhnya dari para pendidikadalah membantu perkembangn peserta didiksecara optimal. Sejak kelahiran sampai kematian, anak selalu berada dalam proses perkembangan, perkembangan seluruh aspek kehidupannya. Tanpa pendidikan disekolah, anak tetap berkembang, tetapi dengan pendidikan diisekolah tahap perkembangannya menjadi lebih tinggi dan lebih luas.
Perkembangan atau kemajuan-kemajuan yang dialami anak sebagian besar terjadi karena usaha belajar, baik berlangsung melalui prosses peniruan, pengingatan, pembiasaan, pemahaman, penerapan, maupun pemecahan masalah. Pendidik atau guru melakukan berbagai upaya, dan menciptakan berbagai kegiatan dengan dukungan berbagai alat bantu memberikan hasil secara optimal serta bagaiman proses pelaksanaannya membutuhkan studi yang sistematis dan mendalam.
Jadi, minimal ada dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Keduanya sangat diperlukan, baik dalam merumuskan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan meneerapkan metode pembelajaran dan teknik-teknik penilaian.

PENUTUP

       Dari uraian-uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum adalah seperangkat tujuan pelajaran yang terstruktur dengan baik yang akan dicapai. Kurikulum terseburt dilaksanakan baik secara formal, informal dan non formal. Adapun pembagian dasar-dasar kurikulum terdiri dari dasar filosofis, dasar sosiologis dan dasar psikologis

  
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Prof. Dr. S., M.A. 2003. Asas Asas Kurikulum, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. Kelima
Sukmadinata, Prof. Dr. Nana Saodih. 2004.  Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik, Bandung, Remaja Rosdakarya, Cet. Keenam
Ahmad, H. M., dkk.1998. Pengembangan Kurikulum, Bandung, Pustaka Setia, Cet. Pertama



[1] H. M. Ahmad, dkk., Pengembangan Kurikulum, (Bandung, Pustaka Setia: 1998), Cet. Pertama, hal. 171.
1 Prof. ,Dr., S. Nasution, M.A., Asas Asas Kurikulum, (Jakarta, 2003, Bumi Aksara), Cet. Kelima, hlm.2.
2 Prof. Dr. Nana Saodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik, (Bandung, 2004, Remaja Rosdakarya), Cet. Keenam, hlm.32.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih...