DASAR DASAR KURIKULUM
Oleh: Suryan
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Semakin
keterpurukannya pendidikan yang ada, baik pendidikan yang bersifat umum maupun
yang bersifat khusus. Kurikulum demi kurikulumpun terus berubah, dari kurikulum
1960 berdasarkan TAP MPRS NO. II/MPRS/1960 dan kurikulum 1966 berdasarkan TAP MPRS NO.
XXVII/MPRS/1966[1] sampai
KTSP (sekarang). Penerapan kurikulum tersebut, baik di lingkungan sekolah,
keluarga dan dilingkungan masyarakat. Secara formal, informal maupun non formal
tidak menjadikan penerapan kurikulum tersebut jadi kendala dalam proses
pembelajaran.
Disisi lain pendidikan tersebut baik
secara formal, informal dan non formal masing-masing mempunyai
kelebihan-kelebihan tersendiri. Namun bagaimana pendidik menciptakan interaksi
yang baik dengan peserta didiknya sehingga mudah dan cepat untuk dipahami juga
agar memberikan umpan balik (fitback)
anatara peserta didik dan pendidik tersebut..
B. Rumusan masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Dasar Dasar Kurikulum?
2.
Apa Dasar Dasar Kurikulum?
C. Tujuan
Agar mengetahui tentang dasar-dasar kurikulum dan
pembagiannya serta agar menambah pengetahuan tentang kurikulum pendidikan.
PEMBAHASAN
Secara umum
kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan disekolah. Di
Indonesia istilah ‘’kurikulum’’ boleh dikatakan baru menjadi pouler sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka
yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat.1
Mauritz
Johnson (1967) membedakan kurikulum degan proses pngembangan kurikulum. Kurikulum merupakan hasil dari
sistem pengembangan kurikulum, sistem pengembangan bukan kurikulum. Menurut
Johnson, kurikulum merupakan seperangkat tujuan belajar yang terstruktur. Jadi,
kurikulum berkenaan dengan tujuan dan bukan dengan kegiatan.2
Adapun
pembagian dasar-dasar kurikulum adalah sebagai berikut dibawah ini:
1. Dasar Filsofis
pendidikan
berintikan ineraksi anatarmanusia, terutama antara pendidikdan terdidik untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dalam interaksi tersebut terlibat isi yang
diinterkasikan serta prose bagaiman interaksi tersebut berlangsung. Apakah
menjadi
tujuan
pendidikan, siapa pendidika dan terdidik, apa isi pendidikan dan bagaimana
proses interaksi pendidikan tersebut. Secara harfiah filosofis berarti cinta
akan kebijakan”(love of wisdom).
Berfilsafat b agar mengerti dan berbuat secara bijak. Dalam hal ini John Dewey
memberikan pandangan tentang filsafat pendidikan;
Ciri
utama filsafat Dewey adalah konsepsinya tentang dunia yang selalu berubah,
mengalir atau on going-ness. Prinsip
ini membaa konsekuensi yang cukup jauh. Filsafat Dewey lebih berkenaan dengan
epistemologi dan tekanannya kepada proses berfikir. Proses berfikir merupakan
satu dengan pemecahan yang bersifat tentatif, antara ide dengan fakta, antara
hepotesis dengan hasil. Proses berfikir mrupakan proses pengecekan dengan
kejadian-kejadian nyata. Dalam filsafat Dewey kebenaran itu terletak dalam
perbuatan atau truth is in the making, yaitu
adanya persesuaian antara hepotesis dengan kenyataan.
Dewey
sangat menghargai peranan pengalaman, meupakan dasar bagi pengetahuan dan
kebijakan. Experience is only basis for
knowledge and wisdom. Pengalaman itu menyangkut segala aspek kegiatan
manusia, baik yang berbentuk aktif maupun yang pasif.
Teori
pendidikan menurut Dewey, pendidkkan berarti perkembangan, perkembangan sejak
lahir hingga menjelang kematian. Proses pendidikan juga bersifat kontinyu,
merupakan reorganisasi, rekonstruksi, dan pengubahan pengalaman hidup. Jadi,
pendidikan itu merupakan organisasi pengalaman hidup, pembentukan kembali
pemngal;aman hidup, dan juga perubahan pengalaman hidu sendiri.
Pendidikan
merupakan reorganisasi dan rekostruksi yang konstan dari pengalaman. Pada
setiap saat ada tujuan, perbuatan pendidikan selalu ditujukan untuk mencapai
tujuan. Setiap fase perkembangan kehidupan, masa kanak-kanak, masa pemuda, dan
dewasa, semuanya merupakan fase pendidikan, semua yang dipelajari pada
fase-fase tersebut mempunyai arti sebagai pengalaman. Pendidikan itu tidaka
akan berahir kecuali seseorang sudah mati.
B. Dasar Sosiologis
Dasar
sosiologis adalah dasar yang memberikan dan menentukan hal-hal yang akan
dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, dan perkembangan
ilmu teknologi. Sosiologi adalah pembelajaran tentang pergaulan dan memberitakan masyarakat diwaktu lampau,
sedang dan akan datang.
1.
Perkembangan Teknologi
Dari para ahli, kita sering
mendengar pernyataan bahwa ilmu bukan hanya untuk ilmu. Pernyataan tersebut
dapat diartikan bahwa pengembangan ssuatu ilmu pengetahuan tidak hanya
ditujukan kepada perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, melainkan juga
diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada bidang-bidang kehidupan atau ilmu
yang lainnya.
2. Struktur
Keluarga
Perkembangan kehidupan keluarga
sejalan dengan perkembangan masyarakat. Pola kerja masyarakat modern menuntut
waktu kerja yang tidak teratur melebihi waktu biasa.
3.
Perubahan Pola Pekerjaan
Karena
pengaruh perkembangan teknologi maka terjadi perubahan yang cukup drastis dalam
pola pekerjaan. Masyarakat secara berangsur-angsur, terutama diperkotaan sering
terjadi loncatan berubah dari kehidupan yang berpola agraris kepola kehidupan
industri. Pola kehidupan agraris memilki kesamaan, hidup yang lebih santai,
carra kerja yang teratur, rasa kerja sama yang tinggi, perubahan yang lamban
dan sebagainya.
C. Dasar Psikologis
Dalam
proses pendidikan terjadi interaksi antara individu manusia, yaitu antara
peserta didik dengan pendidik dan juga
antara peserta didik dengan pendidik dan
juga antara peserta didik dengan orang lainnya. Manusia berbeda dengan mahluk
lainnya,karena kondisi psikologisnya.manusia berbeda dengan benda atau
tanaman,karena benda atau tanaman tidak mempunyai aspek psikologis. Manusia
juga lain dari binatang, karena kondisi psikologis manusia jauh lebih tingg
tarafnya dan lebih kompleks dibandingkan dengan binatang. Berkat
kemampuan-kemampuan psikologis yang lebih tinggi dan kompleks inilah manusia
menjadi lebih maju, lebih banyak memiliki kecakapan, pengetahuan dan
keterampilan dibandingkan dengan manusia.
Kondisi
psikologis merupakan karateristik
psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk
prilaku dalam interaksi dengan lingkungannya. Prilau-prilaku tgersebut
merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya, baik yang tampak maupun yang
tidak tampak, prrilaku kognitif, afektif, dan psikomotor.
Peserta
didik adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas utama
yang sesungguhnya dari para pendidikadalah membantu perkembangn peserta
didiksecara optimal. Sejak kelahiran sampai kematian, anak selalu berada dalam
proses perkembangan, perkembangan seluruh aspek kehidupannya. Tanpa pendidikan
disekolah, anak tetap berkembang, tetapi dengan pendidikan diisekolah tahap
perkembangannya menjadi lebih tinggi dan lebih luas.
Perkembangan
atau kemajuan-kemajuan yang dialami anak sebagian besar terjadi karena usaha
belajar, baik berlangsung melalui prosses peniruan, pengingatan, pembiasaan,
pemahaman, penerapan, maupun pemecahan masalah. Pendidik atau guru melakukan
berbagai upaya, dan menciptakan berbagai kegiatan dengan dukungan berbagai alat
bantu memberikan hasil secara optimal serta bagaiman proses pelaksanaannya membutuhkan
studi yang sistematis dan mendalam.
Jadi,
minimal ada dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum, yaitu
psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Keduanya sangat diperlukan, baik
dalam merumuskan tujuan, memilih dan menyusun bahan ajar, memilih dan
meneerapkan metode pembelajaran dan teknik-teknik penilaian.
PENUTUP
Dari uraian-uraian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kurikulum adalah seperangkat tujuan pelajaran yang terstruktur
dengan baik yang akan dicapai. Kurikulum terseburt dilaksanakan baik secara
formal, informal dan non formal. Adapun pembagian dasar-dasar kurikulum terdiri
dari dasar filosofis, dasar sosiologis dan dasar psikologis
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Prof.
Dr. S., M.A. 2003. Asas Asas Kurikulum, Jakarta,
Bumi Aksara, Cet. Kelima
Sukmadinata,
Prof. Dr. Nana Saodih. 2004. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik, Bandung, Remaja
Rosdakarya, Cet. Keenam
Ahmad, H.
M., dkk.1998. Pengembangan Kurikulum,
Bandung,
Pustaka Setia, Cet. Pertama
[1] H.
M. Ahmad, dkk., Pengembangan Kurikulum,
(Bandung, Pustaka Setia: 1998), Cet. Pertama, hal. 171.
1 Prof. ,Dr.,
S. Nasution, M.A., Asas Asas Kurikulum, (Jakarta, 2003, Bumi
Aksara), Cet. Kelima, hlm.2.
2 Prof. Dr.
Nana Saodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum,
Teori dan Praktik, (Bandung,
2004, Remaja Rosdakarya), Cet. Keenam, hlm.32.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih...