Sebuah tradisi warisan nenek moyang
yang ada di kepulauan Bangka Belitung, dan telah dilakukan selama puluhan
tahun, bahkan kemungkinan telah lebih dari seratus tahun. Warisan tradisi
tersebut dilakukan masyarakat
Peradong dalam setiap tahun
bertepatandengan bulan Maulid (Rabiul
Awwal) kelender Hijriyah. Tradisi tersebut dilakukan bertujuan untuk
memperingati kelahiran Nabi Muhammad, sebagai wujud kecintaan masyarakat
peradong terhadap belaiu.
Dilihat dari corak dan gayanya, tradisi ini dipengaruhi oleh tradisi
orang dari Sulawesi Barat, Betawi (Jakarta),
dan Aceh. Kemiripan ini dapat dilihat pada pelaksanaan sunat kapong dan tamat
ngaji (khataman Al-Qur’an). Seperti halnya “Upacara Daur hidup Adat
Betawi”, yang di dalamnya terdapat tamatan Qur’an dan sunat yang dilakukan
secara tradisional oleh bengkong. Sedangkan di Sulawesi Barat dapat
dilihat pada “Pesta Adat Sayyang Pattudu”, yang dirayakan untuk mensyukuri
anak-anak yang khatam (tamat) Al-Qur’an.
Untuk kebenarannya belum diketahui,
hanya saja menurut informasi masyarakat Peradong, tradisi tersebut telah ada
sebelum Indonesia merdeka,
walaupun sempat terhenti dan akhirnya dihidupkan kembali setelah kemerdekaan Indonesia.
Dalam buku ini pembaca akan mendapatkan
sedikit pemahaman dan pengetahuan tentang prosesi dan ritual yang terdapat
dalam tradisi Sedekah Kampung di Peradong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih...