Kamis, 24 November 2011

Wanita, Ingin di Cintai dan di Sayangi: Bag. Ke-6 RINDU KEBAHAGIAAN


BAGIAN KEENAM
RINDU KEBAHAGIAAN
Oleh: Nayrus El Rayyan

Salah satu kiat agar wanita Muslimah sukses hidup di dunia
dan meraih kemenangan di akhitrat, adalah menata dirinya dengan baik
*Akram Ridha*


Hakikat Bahagia
Bahagia itu dari dalam diri, kesannya zhahir rupanya maknawi. Terpendam bagaikan permata di dasar hati. Bahagia itu ada di dalam hati, bagaikan mutiara di lautan nurani. Bahagia itu ada di jiwa, mahkota di singgasana rasa. Bahagia itu adalah suatu ketenangan dan kesabaran. Bisa susah tiada gelisah, bila miskin syukur pada Tuhan, dan bila sakit tiada resah di jiwa. Bukankah Allah telah berfirman, ”Ketahuilah, hanya dengan mengingati Allah jiwa akan menjadi tenang.”
Kebahagiaan itu suatu kesyukuran, bila kaya jadi insan pemurah, bila berkuasa amanah, bila berjaya tidak alpa, dan bila sehat tidak melupakan Tuhan. Hakikatnya bahagia itu adalah ketenangan, bila hati mengingati Tuhan. (UNIC: Hakikat Bahjagia).
Seseorang yang mengerti akan hakikat kebahagiaan adalah mereka yang merasa bahagia tatkala melihat seseorang yang dikasihinya merasa bahagia dan merasa aman. Artinya, kebahagiaan itu tidak bisa diilihat dan diukur dengan bentuk dan rupa, ia hanya bisa dirasakan. Yang bia merasakan sesuatu itu jadi suatu kebahagiaan hanyalah dia yang sedang berbahagia.
Orang sakit menyangka, bahagia itu terletak pada kesehatan. Orang miskin menyangka, kebahagiaan itu terletak pada harta dan kekayaan. Rakyat jelata menyangka, kebahagiaan itu terletak pada kekuasaan, dan Islam menyatakan bahwa kebahagiaan itu merujuk pada keyakinan diri akan hakikat terakhir yang mutlak, yaitu; ”kebahagiaan” adalah kondisi hati yang dipenuhi dengan keyakinan (iman) dan berprilaku sesuai dengan keyakinan itu.
Bahagia itu maknawi, juga bersifat ruhaniyah. Rasa senang bukan bahagia sekalipun dia berharta, karena semua itu bersifat lahiriyah. Bahagia hanya hati yang dapat merasakannya. Tak satupun manusia yang berpaling darinya. Sungguh sangat bahagia bagi mereka yang mengetahui akan hakikat kehidupan, tidak berbuat melainkan hanya kebaikan, mengisi waktu tidak hanya untuk pwermainan, mencari kebahagiaan hanya dalam ketaatan. Mengharap ridha dan keberkahan hanya kepada Allah swt.
Memaknai Kebahagiaan
Kita dapat melihat betapa Allah swt Maha Pengasih dan Penyayang kepada setiap mansuia. Berbahagialah atas penciptaan yang sempurna terhadap diri kita, dikaruniai wajah, rambut, mata, hidung, bibir, telinga, tangan, kaki, dan segala yang ada pada tubuh kita, terutama ’hati’. Berbahagialah atas rizki yang dilimpahkan, ketenangan saat bersama keluarga, saat dipangkuan ayah bunda (orangtua), dan berbahagialah saat dalam kehangatan sahabat dan perjuangan, serta berbahagialah saat ajal menjemput kita dalam keadaaan husnul khatimah.
Bahagia sesungguhnya adalah kesyukuran yang utuh dari seorang hamba kepada Rabbnya. Apapun kondisi hidup hendaknya menjadi pelajaran yang tak ternilai. Hanya dengan tunduk, pasrah, dan mengakui kelemahan diri kepada Rabb Yang Maha Memiliki bahagia, karena bahagia hanya milik mereka yang bersyukur, sabar, gigh, dan teguh dalam agamanya (Kurniah, 2006: 83-86).
Allah swt berfirman,
”Dan adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.(QS. Huud: 108)
Unsur Kebahagiaan
Unsur utama kebahagiaan adalah cinta dan ketaatan kepada Allah swt, sebab hanya Allah yang dapat memberkahi dan memberi kasih sayang, serta menentramkan hati. Semakin teguh komitmen kita terhadap ajarn Allah, semakin dalam pula kebahagiaan yang dirasakan, baik di dunia ataupun di akhirat nantinya. Sebagaimana firman-Nya,
” ... Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Thaha: 123-124)
Wanita Ingin Kebahagiaan
Kelembutan dan kehalusan dalah perhiasan wanita yang mampu membuatnya menundukkan laki-laki yang paling kasar. Seangkan kemarahan, kekerasan, dan kebengisannya dapat mengubah laki-laki paling lembut menjadi syetan yang paling jahat (Shalih, 2008: 216). Baiknya wanita, maka baik pula orang ada di sekelilingnya. Seperti disebutkan dalam sebuah ungakapan, ”Bila wanita di suatu bangsa baik, maka baiklah seluruh bangsa itu,. Sebaliknya, bila hancur ia, maka hancur pulalah banga itu.”
Siapapun (wanita) yang berpijak pada ajaran agama Islam yang agung, maka akan membantunya mengatasai berbagai perselisihan, mengenadalikan nafsunya dari perbuatan buruk, dan membuatnya menerapkan ajaran-ajaran Allah, karena ingin mendapatkan keridhaan-Nya dan takut terhadap murka-Nya.
Wanita selalu ingin diperhatikan dan disayangi, seperti layaknya Dewi Kahyangan (dalam dunia fantasi). Mampu memberikan kebahagiaan dan kepuasan zhahir dan bathin. Ia bagaikan sutra yang halus tiada tandingan. Mereka hidup karena ingin diberikan kebahagiaan, jadi tiada alasan untuk menyakitinya.
Begitulah wanita, mereka menginginkan kebahagiaan, ketenangan, dan perlindungan dari siapapun. Baik sebagi ibu, istri, ataupun sebagai anak. Tak perlu alasan, bahwa tak ada satupun wanita yang lahir ke dunia ini yang tak meninginkan kebahagiaan, terutama kebahagiaan di akhirat nantinya. Oleh karena itu, mereka berhak diberi kebahagiaa oleh siapapun.
Wahai wanita yang paling bahagia dengan agama dan akhlaknya, tanpa mutiara, kalung, ataupun emas, tetapi dengan tasbih yang bagaikan pembawakabar gembira. Bagaikan tetes hujan, fajar, bagaikan pancaran cahaya, dan bagaikan awan. Dalam sujud, do’a, dan dalam kedekatan dengan Tuhannya. Dalam renungan di antara cahaya lauhil mahfudz dan kitab-kitab-Nya. Dalam kilatan cahaya dari Gua Hira. Dari rasul Tuhanmu bagi bangsa Romawi dan Arab. Maka, engkau adalah yang paling bahagia diantara penghuni dunia dan akhirat. Dalam hatimu yang bersih dan tulus, yang engkau suburkan dengan kedekatanmu kepada Allah swt (Al-Qarni, 2004: 25-26).
Do’a untuk Kebahagiaan
Inilah do’a untuk semua wanita yang menginginkan kebahagiaan,
TUHAN-KU,
Aku berdoa untuk seorang pria, yang akan menjadi bagian dari hidupku
Seorang yang sungguh mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau
Seorang Pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMu

Wajah ganteng dan daya tarik fisik tidaklah penting
Yang paling penting adalah
sebuah hati yang sungguh mencintai dan haus akan Engkau

Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup,
Sehingga hidupnya tidaklah sia-sia
Seseorang yang memiliki hati yang bijak
Bukan hanya otak yang cerdas
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormati aku
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tapi
dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah
Seorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tetapi karena hatiku
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku
dalam tiap waktu dan situasi
Seseorang yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita
ketika berada disebelahnya

Aku tidak meminta seorang yang sempurna,
Namun aku meminta seorang yang tidak sempurna,
sehingga aku dapat membuatnya sempurna dimataMu.
seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.
Seorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya
Seorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna

Dan aku juga meminta :
Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang sungguh mencintaiMu,
Sehingga aku dapat mencintainya dengan cintaMu,
bukan mencintainya sekedar cintaku

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap
kami berdua dapat mengatakan "betapa besarnya Tuhan itu
karena Engkau telah memberikan kepadaku seorang
yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna"

Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu
pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala
sesuatunya indah pada waktu yang Kau tentukan
segalanya akan indah, bila tepat pada waktunya
Kebahagiaan Dunia Akhirat
Siapa yag tidak menginginkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat? Tentu tak satupun yang menolaknya. Sudah menjadi tujuan setiap hidup manusia (laki-laki dan perempuan) untuk menjadi hidup bahagia di dunia dan di akhirat.
Hidup bahagia di dunia dapat diperoleh hanya dengan menjalankan hukum dan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Siapapun mereka, bila telah menjalankan hukum dan aturan Allah swt pastiia akan bahagia. Bahagia tidak diperoleh dari kekayaan, kemewahan, kesehatan, kekuatan, kekuasaan, ataupun yang lainnya. Kebahagiaan hanya dapat diperoleh dengan keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya. Hidup sederhana pasti akan merasa cukup bila dengan iman dan taqwa, begitu juga dengan miskin, akan tenang dan damai dengan syukur kepada-Nya.
Dengan iman dan taqwa, maka engkau akan merasa teang, damai, sejahtera, dan bahagia. Hanya dengan mengingat Allahlah hati akan tenang dan tenteram (QS. Ar-Ra’d: 28). Kuncinya hanya dengan cara taat dan patuh pada Allah swt. Karena kebahagiaan hanyalah milik-Nya. Jika Allah ingin memberikan kebahagiaan itu kepada kita, maka pasti kita akan bahagia. ”Kun fayakun” kata Allah, jadilah, maka jadilah jika Ia berkehendak. Itulah kekuasaan Allah swt.
Semua itu kembali pada iman dan taqwa. Bila kita beriman dan bertaqwa dengan sebenar-benarnya kepada-Nya, maka insya Allah kebahagiaan di akhiratpun dengan sendirinya akan diperoleh olehnya, tanpa diduga dan tanpa disadari.
Inilah kebahagiaan di dunia dan di akhirat, hanya dengan iman dan taqwa kepada Allah swt. Siap yang ingin selamat (bahagia) di dunia dan di akhirat, segerlah taubat dan kembali kepada Allah swt. Wallahu a’lam...