Senin, 02 Mei 2011

Kenapa Harus Jatuh Cinta ?


Kenapa Harus Jatuh Cinta ?

Oleh: Nayrus El Rayyan


Jatuh cinta...
Tak kenal usia
Tua muda janda dan duda
Stiap manusia pasti merasakan jatuh cinta …
Reff ...
Jatuh cinta itu indah
Jangan kau takut jatuh cinta
Aku ingin kau jatuh cinta lagi
Dan semua kan t’rasa indah ...
(Baron ’Soulmate)

Sebuah syair lagu yang sering terngiang dan mengusik
ditelinga-telinga yang radang dan ketandusan. Asyik dan pas
dengan keadaan yang sedang dialami. Jatuh cinta, begitulah
dalam syair tersebut merupakan suatu hal yang sangat
berkesan dijiwa, tak satupun manusia yang terlepas dari derita
panas dan ganasnya nafsu cinta. Namun satu hal yang sangat
membahagiakan dan menyenangkan, yang mungkin tak
pernah terlupakan dalam ingatan bagi mereka yang pernah
jatuh cinta. Cinta juga bisa jadi bomerang dan malapetaka
serta derita yang tak berkesudahan, tatkala cinta tersebut
meronta. Hal yang membahagiakan tersebut adalah ketika
sebuah ungkapan rasa cinta yang diutarakan diterima dan
disambut belaian jiwa-jiwa sayu dan lembut dan sebaliknya
derita dan petaka menimpa ketika ungkapan rasa cinta
tersebut disampbut oleh jiwa-jiwa gersang, tandus dan
fatamorgana.

Itulah sebuah cinta... butuh ketabahan, kesabaran dan
kegigihan serta perjuangan, pengorbanan dan keteguhan hati.
Cinta memang indah, pabila ia telah dimiliki dengan hati yang
menyatu. Arus positif dan negatif jadi sebuah persaudaraan
yang melakat dalam satu ikatan, itulah cinta. Akan bertambah
pula indahnya pabila ia diikat dengan sebuah perjanjian untuk
hidup semati tuk menjalani dan menapaki kehidupan. Ketika
janti telah diungkapkan, ijab qobul – pun mengiringi
lantunan syair-syair ayat al-Qur’an dan syahadatain. Cincin
telah mengikat dijari manis sang hawa, jantungpun berdetak
semakin kencang dan seolah tak mau berhenti. Tiada daya
apapun tuk meredakannya, hingga dengan sendirinya ia
berhenti dan kembali normal.

Kini engkau telah diikat oleh syari’at dan engkau telah
bebas memilkinya, dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Berterima kasihlah engkau kepada Sang Pemberi cinta, yang
telah memberikan pasangan sejati untukmu, yang setia dan
senantiasa menemanimu dalam suka dan duka, dalam susah
dan senang. Kini engkau jalani sebuah cinta dengan
kebahagiaan dan kemesraan yang tak dibatai oleh suatu
apapun. Engkau bebas memeluk, merangkul dan bermesraan
dengannya tanpa ada perlawanan, kecuali rasa malu-malu
berani dan akhirnya suka dan senang. Engkau dan dia samasama
suka dan menyayangi, tiada yang dapat memisahkan
cinta dan perasaan kalian berdua. Tetapi ingat, jangan pernah
engkau lupa, terbuai dan terlena hanya karena kebebasanmu
dengannya. Jangan pernah sekali-kali lupa akan hak dan
kewajibanmu sebagai ’abd (sang pengabdi). Setengah agama
predikatnya telah engkau sandang, dan satu pintu rizki telah
dibukakan kepadamu. Syukurilah akan hal itu, agar engkau
semakin banyak diberikan kemudahan. Ingat! Ijabnya telah
engkau terima, rasa tanggungjawab haru tertanam dalam jiwa
dan jangan sampai ia lepas.

Begitulah cinta, indahnya tiada tara dan tak satupun
yang dapat menandinginya. Begitu juga cintamu kepada Sang
Pemberi cinta, ia kan terasa indah pabila engkau telah dekat
dengan-Nya. Jangan pernah engkau jauhkan dari relung
hatimu cintamu kepada-Nya. Karena hanya Dia-lah yang dapat
menyelamatkan jasadmu dari kobaran api neraka. Syukurilah!
Setelah engkau diberikan cinta, dan cintamu dikabulkan.
Sekarang tiba waktunya bagimu untuk membalas pada Sang
Pemberi cinta. Bermunajat dan bertaqorrublah pada-Nya,
memohon dan besimpuhlah dengan diiringi cucuran air mata
yang mengalir dan mambasahi hati dan jiwa untuk mengharap
kemapunan-Nya.

Tambahlah kedekatanmu pada-Nya, dari sebelum
engkau diberikan cinta dan cintamu dikabulkan. Jika
sebelumnya engkau dekat dalam ukuran 10 jarak hitungan
meter, maka sekarang tambahlah kedekatannmu pada-Nya
menjadi 20 jarak yang terus ditambah dan terus ditambah.
Terus dan teruslah untuk menambahnya sebelem Dia bosan
terhadap engkau, hingga tiba bagimu untuk bertemu dengan-
Nya ” Innalillahi Wainnalillahi Rooji’uun”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih...