Orang Misterius
Aku terheran-heran …
Entah ilmu apa yang dipakai orang misterius itu. Setiap
kali, yang jadi korbannya selalu ABG alias anak baru gede, mungkin karena
darahnya yang masih segar, atau karena kulitnya yang masih mulus … atau karena
keperawanannya …
Uhhh …
Tak tau lah …
Yang pastinya telah banyak yang jadi korban. Bayangkan
saja, hal itu telah dilakukan oleh orang misterius sekitar dua tahunan. Berapa banyak
ABG-ABG yang harus kehilangan semuanya, perhiasan yang dipunya, pernak-pernik,
uang, hingga keperawanannya. Tak bisa aku membayangkannya.
Duh kasiannya …
Aku jadi tambah heran, apa orang ini yang sangat hebat,
ataukah aparat penegah hukumnya yang kurang cermat.
Uhhhh …
Lagi-lagi nafasku terhongoskan
Tahun 2010 adalah tahun kegembiraan bagi orangtua yang
anaknya jadi korban kebengisan orang misterius itu. Tepatnya bulan Februari, ia
telah ditangkap oleh aparat hokum di kediamannya sendiri. Tenyata hipotesisku
sedikit ada benarnya. Tapi yang pastinya aku ancung jempol untuk aparat hukum
karena telah menangkap biang kerok perusak moral generasi bangsa.
Kumisnya yang tebal dan rambutnya yang hampir botak,
sekilas tak ada satupun dari dirinya yang membuat orang tertarik, jangan untuk
kena rayuannya, melihatnya saja menakutkan. Benar kata Kahlil Gibran; “bahwa
menilai seseorang itu jangan hanya pada apa yang ditampakkannya, tetapi
lihatlah apa yang tidak diperlihatkannya.”
Nasi telah jadi bubur …
Mau diapakan, yang telah terjadi tidak akan mungkin
dapat ditarik kembali. Itulah yang terjadi, jika kita terlalu mudah percaya
dengan orang yang baru dikenal. Berani berbuat, harus siap menanggung akibat,
itulah pepatah mengatakan.
Nasehat orangtua begitulah adanya, tiada orangtua yang
menasehati anaknya untuk berbuat jahat. Orangtua tak musti harus disalahkan,
baik dan buruk tergantung kita yang menentukannya, lain halnya dengan
anak-anak.
Eloklah Gurindam di bawah ini dijadikan renungan dan
pelajaran:
Hidup di dunia
yang fatamorgana
Membuat orang
jadi sengsara
Bagaikan terdiam
dalam penjara
Jika tidak penuh
dengan usaha
Bumi dipijak
dengan telapak kaki
Kita hidup harus
berbenah diri
Agar menjadi
manusia yang madiri
Santunlah dalam
bermasyarakat
Murahlah
terhadap kerabat
Agar menjadi
orang yang bermartabat
Amal harus
selalu ditambah
Jangan lupa
selalu berbenah
Supaya jadi
orang yang ramah
Teguhkan diri
dengan amanah
Kitab Al-Qur’an
pegangan manusia
Petunjuk bagi
hidup di dunia
Selalu bertaubat
menghapus dosa
Akhirat nanti
pasti bahagia
Hidup itu
haruslah bermurah
Biar rezeki
terus bertambah
Dan pasti akan
mendapat berkah
Rajinlah
sembahyang lima waktu
Itulah kewajiban
bagi yang tahu
Mengerjakannya
tiada menunggu
Berbuat baik
pada kedua orangtua
Mengharap ridha
dari Yang Kuasa
Masuk surga
tanpa disiksa
Itulah petunjuk
hidup bagi manusia
Inilah gurindam yang
serat akan maksan
Nasehat bagi
umat manusia
Agar menjadi
orang yang bertaqwa
Dunia akhirat
pasti berbangga
Cukup sekian
nasehat ini
Semoga pembaca
jadi memahami
Pentingnya hidup
dengan mengabdi
Akhirnya menjadi
hidup yang hakiki
Insya Allah …
Sebuah pelajaran bagi kita, jangan hanya karena
penampilan yang sedikit meyakinkan dan tawaran yang mendesak kebutuhan, kita
lansung ditaklukkannya.
Ehemmm …
Daripada mengharap sesuatu yang tak bisa diduga, mending
kita Bantu orangtua. Membantu tak musti harus kita bekerja dengan hasil jerih
upaya dan jadi pengusaha, memberikan senyuman saja pada mereka juga salah satu
bukti kecintaan kita. Apalagi sebagai anak perempuan, pekerjaan untuk mereka
cukup di rumah saja, toh yang menghidupi nantinya adalah suaminya.
Prinsip gengsi dan mau cari pemasukan sendiri jangan
terlalu dimanja, nanti juga pada saatnya harus melakoninya. Tunggu saja tanggal
mainnya.
Aku sedikit gembira, setidaknya dengan ini semua membuat
kita jadi waspadaakan dengan kenikmatan yang terus menggoda. Harus memiliki
bekal sebagai penjaga, agar kita selalu bahagia.
Ini memang tak jelas bagi orang yang pemalas, namun
sebaliknya akan menjadi wacana bagi orang yang bijaksana.
Sebaiknya aku sudahi saja, biar orang tak menjadi buta,
dan akhirnya bisa menduga-duga …
Riding Panjang, 09 Februari 2010
Pukul 15:11 WIB, Menjelang Ashar
By: Nayrus El Rayyan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih...