PENDAHULUAN
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya bagi Allah
swt, Sang pemilik alam semesta, yang seisinya ada dalam genggaman-Nya. Kami
memohon, meminta, dan berharap hanya bagi-Nya. Semoga Dia senantiasa mencurahkan
rahmat dan kasih sayang-Nya kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya di dunia ini.
Amin.
Salam dan shalawat
semoga senantiasa tercurahkan kepada manusia pembawa risalah kebenaran yang diutus
oleh Allah swt sebagai utusan terakhir, dialah Muhammad saw. Manusia yang wajib
dijadikan teladan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini. Karena suri teladan
yang baik telah ada pada dirinya. Sebagaimana Allah swt berfirman.
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).
Meneladani kepribadian
Nabi Muhammad saw adalah sebuah kewajiban yang mutlak bagi setiap manusia, baik
laki-laki maupun perempuan. Agar menjadi manusia yang benar dan selamat di
dunia dan di akhirat.
Menjadi wanita adalah
sebuah anugerah yang luar biasa, sebagaimana jadi laki-laki. Wanita diciptakan
sebagai teman dan pendamping bagi laki-laki. Keduanya diciptakan dengan segala
kekurangan dan kelebihannya. Keduanya harus saling melengkapi sesuai dengan
fitrahnya masing-masing. Allah swt berfirman.
“Mereka adalah pakaian bagimu, dan
kamupun adalah pakaian bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah: 187).
Wanita adalah makhluk
ciptaan Allah swt yang paling sempurna di dunia ini. Sosok yang penuh misteri
dan tak ada tandingannya. Ia kerap kali dipuji, disanjung, dan diharapkan
cintanya. Menjadi sumber inspirasi bagi para penyair, penulis novel, dari yang
klasik hingga yang modern, dan lain sebagainya. Seperti disebutkan dalam sebuah
ungkapan, “Di mana ada wanita, di sanalah kehangatan hidup dapat dirasakan.”
Peran wanita yang
sangat signifikan tak dapat dielakkan, bahwa ia sangat berperan penting bagi
eksistensi dan kemajuan sebuah peradaban. Sebuah ungkapan menyebutkan, “Jika
wanita di suatu bangsa baik, maka baik pulalah seluruh bangsa itu. Sebaliknya,
jika hancur ia, maka hancur pulalah bangsa itu.”
Jadi, tak dapat
dipungkiri bila tanpa adanya wanita dunia akan jadi damai, indah, dan adanya
peradaban. Tetapi sebaliknya, yang dirasakan dunia bagaikan fatamorgana
(gersang dan tandus), seperti tak ada dunia. Hidup akan sunyi, kesepian, tak
ada teman, hiburan, terlebih ‘cinta’.
Di balik semua itu, kembali
pada fitrah dan tabiat dasarnya, bahwa wanita ingin dicintai dan disayangi.
Perangainya yang lemah lembut menunjukkan bahwa cinta dan sayang tak pernah
terpisahkan darinya.
“Wanita; Ingin di
Cintai dan di Sayangi” demikianlah judul buku yang ada di tangan pembaca
sekarang, semoga menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi kita semua,
khusunya bagi para wanita. Bila terdapat kealahan (kekeliruan) dan kekurangan,
mohon diingatkan. Kritik an saran yang membangun sangat diharapkan untuk sebuah
pembenaran lebih laanjut.
Akhirnya, selamat
membaca dan mengambil manfaatnya!
Belitong, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih...